Postingan

BUKAN PUISI DAN SAJAK

Gambar
BUKAN PUISI DAN SAJAK Oleh: Dedi dermawan Kali ini bukan puisi dan sajak yang ingin ku ukir kembali diatas sehelai kertas nan putih Dan bukan pula aksara yang ingin ku ukir diantara sudut wajahmu yang indah Akan tetapi, izinkan hati ini bercerita tentangmu. Tentang cinta dan bahagia bersama Akan kubangun rumah bersamamu tidak dengan jendela dan ventilasi Yang ada pintu membuka lebar kebahagiaan dan menutup lebar perpisahan Tiap ruang kan ku isi cinta dan rindu Tanpa ruang hampa yang akan menjadikan rumah ini masa lalu setelahku Biarkan aku melupakan namamu Agar hanya kata-kata cinta yang menyandang dihati Biarkan lidah ini kaku pun mati setelah mengucap kata cinta dan maaf Cinta yang akan membuat kita lupa dari dari kata pisah dan maaf untuk diriku yang tidak bisa menjadi orang yang lebih ataupun berbeda dimasalalu

PERSINGGAHANMU

Gambar
PERSINGGAHANMU Oleh: Dedi Dermawan Aku duduk membisu Angin laut berlagu memanggilku Aku mencoba mengayun kaki  Namun tak sanggup berlari. Desis menggoda  ditelinga yang yang kini telah kututup rapat oleh suara cinta dan kasihmu yang penuh canda dan kemunafikkan  diatas ketulusan hati. Kiranya ku kan menemui bahagia,  yang ada sembilu menusuk diantara rongga dada  yang rasa sakit tak terkira. Mungkin aku terlampau sungguh, atau mungkin Ia hanya singgah menepis jarak dari lelahnya perjalanan Dari mu bahagia jadi impian dan darimu pula pedih yang tak terimpikan.

DENGAN KASIHNYA

Oleh: Dedi Dermawan Ada cerita yang tidak akan pernah terucap Beranjak dari kisah yang akan mengubah hidup dua insan  Menyemai kasih yang teriringin doa  diatas langit-langit biru Terhiasi bahasa kasih tiap langkah Tak perlu senja untuk mengindahkan kisahnya Tak perlu pelangi untuk mewarnai kisahnya Tak ada untaian kata untuk semua kisahnya Dan tak perlu kopi pahit manis dalam kisahnya Dari keduanya lupa kapan memulai  kasih Yang ada detik yang selalu menjadi kebahagiaanya Akan berlabu dilautan dan mendaki dipegunungan  cinta  Dan akan tertulis, duduk dipersanding kasih seperti Adam dan Hawa yang akan kupastikan tidak ada buah yang merusak kebahagiaan kasihnya.

ILUSI

Gambar
Dedi dermawan Ketakutanku adalah angan yang tak kunjung sampai, meremuk sebuah step by step namun hanya sampai dititik khayal. Seperti sepasang sepatu namun tak bersanding Bahkan ku menyeduh kopi yang sempurna  sementara aku bukan penikmat kopi yang mampu menikmati pahit manis disetiap seruputnya Tapi kali ini aku menelusuri jalanku sendiri tanpa rambu-rambu dan garis putih yang kapan aku harus berhenti atau terus Meyakini setiap langkah ini akan sempai disaat aku berhenti, entah....menjadi tujuan atau hanya sekedar persinggahan.

SESAL

Gambar
SESAL   Oleh: Dedi Dermawan Semestinya aku tidak mengucapkan Kata yang akhirnya menjadi buku Hingga aku harus mengingat tiap halaman Nyatanya aku hanya sampul berwarna Aku terlihat disetiap sudut Aku terpajang disetiap rakmu Namun kau tidak tahu menahui Tanda baca yang semestinya kau kenali Akhirnya aku menjadi salah satu hiasmu Jika hanya sebuah hiasan Bagaimana kalau aku memikirkanmu Bagaimana kalau aku menuntut harap Aku menyebutnya Riak ombak Namun kau menyebutnya bencana Aku menyebutnya dedaunan yang gugur Namun itu sebuah perpisahan bagimu Aku sungguh hafal tiap halamanya Semua tentang keindahan Semua tentangmu Demi secercah harapan aku menyesal berucap

HARI di LABEKKU'

Gambar
Sepanjang jalan menyusuri tanggul membelah dua pandangan Pohon-pohon buahan lambang kesuburan Balai-balai yang tentram Terpampang jelas senyuman bunga desa Kujumpai kuat tangannya Pasti akan nasibnya Berjalan mengiringi luas irigasi Baju dengan dada terbuka sang putra tani Ia mengelu-elukan kedatanganku "apa kabar dari kota" Hendaknya aku tidak tahu manahui Pun Aku lahir dan besar didedaunan rimbun Ubi rebus, gizi yang lezat cukup untuk hari esok Seribu bunyi dipepohonan pagi hari Memukul keras ingatan lama Angin sabar kian lembut mengiringi perasaan merdeka Hidupku, hidupmu dan kehidupan Izinkan aku mengiringi sisa hidupku ditanah ini Akanku didik 20 tahun sebelum ia lahir  Jauh dari metropolitan Tepat dimana malam cicada mengganggu telinga pun teriringi kokok ayam dipagi hari

YONDENG

Gambar
Musikalisasi kian mengiringi Akankah ia mengindahkan Kali ini yang engkau sebut sinar rembulan Redup setitik cahaya yang tak berarti   Andai aku di hutan, maka hutan yang tak berpenghuni Ataukah aku yang tak mengenali Aku ilusi dalam ruang tertutup, Yang ada pintu dan cahaya.   Kau tidak mengenaliku Aku kayu sebelum jadi abu Aku diksi dibait-bait puisimu Aku imajiner disetiap ceritamu yang tak kau kenali   Semua tentang apa dalam peluk itu? Erat tanganmu menggenggam, Melepas mudah saat angin menghempas debu Jangan tatap mataku, itu hanya akan membuatmu mengasihi   Tutup buku diawal bulan Porsiku sudah cukup Penyempurna tiap langkah Sangat indah,, kelak kita akan bercerita tentang hari itu.